Tugas orang tua pada intinya adalah mengenalkan anak agar mengerti tujuan hidupnya yaitu beribadah hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Penghambaan diri itu dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas kehidupan. Katakan dengan bahasa yang mereka mengerti dan sesuai dengan umur mereka, bahwa pengakhiran sebuah kegiatan, kerja, ataupun aktifitas lain, dilakukan hanya untuk Ridho Allah semata. Dan seiring waktu, ketika anak tumbuh dewasa, hal ini menjadikan anak tidak lagi gamang menatap kehidupan, dimanapun, kapanpun, dan berpartner dengan siapapun. Dia tak akan merasa rugi karena nilai mutlak sebuah pengabdian kepada Allah adalah selalu berintikan kepada kebaikan. Ketika seorang anak dapat sedikit demi sedikit memahami hal itu, maka tidak ada lain, kecuali dia akan mengarahkan dirinya menjadi orang baik, dalam susah maupun senangnya kehidupan.
Anak Adalah Anugrah
Tugas orang tua pada intinya adalah mengenalkan anak agar mengerti tujuan hidupnya yaitu beribadah hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Penghambaan diri itu dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas kehidupan. Katakan dengan bahasa yang mereka mengerti dan sesuai dengan umur mereka, bahwa pengakhiran sebuah kegiatan, kerja, ataupun aktifitas lain, dilakukan hanya untuk Ridho Allah semata. Dan seiring waktu, ketika anak tumbuh dewasa, hal ini menjadikan anak tidak lagi gamang menatap kehidupan, dimanapun, kapanpun, dan berpartner dengan siapapun. Dia tak akan merasa rugi karena nilai mutlak sebuah pengabdian kepada Allah adalah selalu berintikan kepada kebaikan. Ketika seorang anak dapat sedikit demi sedikit memahami hal itu, maka tidak ada lain, kecuali dia akan mengarahkan dirinya menjadi orang baik, dalam susah maupun senangnya kehidupan.
Hormat Bendera, Kewajiban dan Kebatilan?
Dua sekolah di wilayah Kabupaten Karanganyar (yakni SMP Al Irsyad Al Islamiyah di Tawangmangu dan sekolah SD IST Al Albani, Matesi, Jawa Tengah) diduga enggan melakukan penghormatan kepada bendera merah putih. Pihaknya sekolah beralasan, menghormat bendera berarti menyamakan dengan menyembah Tuhan.
Mendapat laporan tersebut Bupati Karanganyar, Rina Iriani menyatakan akan menindaklanjutinya. Jika memang nantinya terbukti, maka pihak pemerintah kabupaten (pemkab) setempat akan memberikan sanksi bahkan tidak menutup kemungkinan dua sekolah itu bakal ditutup karena dianggap menyimpang dan makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut bupati yang juga tersangkut kasus dugaan korupsi Perumahan Griya Lawu Asri (GLA) dan sedang ditangani Kejaksaan Tinggi jateng ini mengatakan sebagaimana dikutip news.okezone.com, “Saya katakan NKRI adalah harga mati. Kalau sudah tidak menghormati bendera, tidak mau membaca Pancasila dan UUD 45, dan tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, ini apa? Mau dibawa kemana anak-anak kita?” kata Rina kepada wartawan, Senin (7/6/2011).