Untuk Yang Terindah Dan Terdalam...Mantan Suamiku



Masih ingatkah engkau, saat ikatan suci terjalin atas nama cinta. Jalinan itu begitu indah karena kasih sayang. Dan Pertautan hatipun terjadi, tumbuh dari rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rindu. Semua itu adalah cinta, sayang, dan rindu atas nama pengabdian kepada Rabbul Izzati dalam khidmatnya akad nikah. Sungguh Aku Sangat mencintaimu karena Allah...

Tapi...

Entah dari mana dan bagaimana...namun inilah akhirnya...kita harus mengakhiri jejak yang baru kita tapaki. Dan kehidupan telah membawa kita pada garis akhir sebuah takdir. Perpisahan.

Dari matamu, aku bisa melihat kehampaan, dari tawamu, aku masih mendengar nada nada kesedihan. Dari tatapanmu, aku sangat merasakan penyesalan yang besar, dan dari sikapmu, aku menyadari hadirnya sebuah amarah.

Tapi...

Tidak ada yang salah dan tak perlu saling menyalahkan, tidak mencampakkan dan tidak ada yang dicampakkan. Sungguh sebuah karunia rasa dari yang Maha Kuasa, rasa dari dua manusia yang cukup dewasa untuk sama sama menyadari bahwa semua yang terjadi karena kekurangan kita sebagai manusia.
Sebuah pembelajaran yang begitu dalam dan menyentuh untuk kita berdua.

Memang sakit dan sangat lah sakit. Namun tidak perlulah adanya perealisasian rasa sakit hati itu. Cukuplah bahasa hati kita yang menterjemahkannya. Tak perlu ada permusuhan dan atau membuang muka, tak perlu ada kata kata kasar dan saling beradu tenaga.
Perpisahan kita bukanlah tentang benci, bukan pula tentang kemenangan atas ego.
Tapi...

Ijinkanlah aku menangis, sekali ini saja. Kehidupan telah mengajarkanku tentang kehilangan. Namun mengapa perpisahan ini masih saja sangat menyakitkan. Menjadi setengah dari engkau, atas apapun baik buruknya, adalah hal yang aku syukuri. Menjadikanku pribadi yang lebih matang dan mengerti tentang hidup.

Ya sudahlah...

Mungkin legowo, ikhlas dan bersyukur dalam kesedihan akan menjadikan kita, terutama aku, menjadi lebih baik. Mungkin begitulah yang dinamakan rotasi kehidupan, ada kalanya kita di bawah, kadang juga kita di atas. Begitu juga kebersamaan kita,ada saatnya kita bertemu dan ada juga saatnya kita berpisah.

Terimakasih telah memberi kebahagiaan serta kenangan, dan menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang penuh dengan misteri ini. Pergilah...jangan ragu!! Melangkahlah...Tapakilah jalan takdirmu selanjutnya, yang semoga lebih indah bersama seseorang kelak, doaku semoga kau bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Untuk yang terindah dan terdalam...Mantan Suamiku
(syahidah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 GHIYATSUDIN AL GHOFIQI |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.